Model Desain Plafon Atap Miring

Jika langit-langit biasanya diletakkan secara horizontal, beberapa orang mungkin sengaja membangun langit-langit rumah mereka tergantung pada desain ubinnya. Alhasil, plafon terkesan miring karena mengikuti alur genteng rumah.

Jelas, bukan tanpa alasan mereka menggunakan model plafon yang agak tidak konvensional. Pada kenyataannya, konsep plafon miring menawarkan beberapa keuntungan. Namun, mungkin tidak banyak orang yang menyadari manfaatnya.

Model Desain Plafon Atap Miring

Ingin tahu apa saja manfaat plafon atap miring?

Simak penjelasannya di bawah ini.

Manfaat utama dari plafon miring ini adalah interior atas rumah Anda akan terlihat gaya dan unik. Ini sangat masuk akal, karena orang masih jarang menggunakan plafon miring. Itu yang membedakannya.

Model plafon miring yang mengikuti kontur ubin juga membuat rumah Anda terkesan berdesain Eropa Timur. Di Eropa Timur, hunian bergaya klasik sering kali condong ke langit-langit.

Plafon miring ini juga membuat rumah Anda tampak lebih besar, lebih tinggi, dan lebih terbuka.

Apakah Anda berpikir untuk memasukkan desain langit-langit miring ini ke dalam rumah Anda?

Secara umum, bahan utama menentukan jenis plafon. Untuk pemasangan horizontal, hampir semua jenis plafon dapat digunakan. Akan tetapi, berbeda jika diletakkan dalam bentuk ubin, karena hanya beberapa jenis yang dapat diatur ke samping dengan cara ini.

1. Kepatuhan Peraturan Umum

Karena desainnya yang datar dan mendasar, langit-langit jenis ini tampak hampir identik dengan kayu lapis pada pandangan pertama. GRC, di sisi lain, lebih tebal dan lebih berat. Kelebihan plafon GRC ini adalah terlihat rapi dan menarik.

Langit-langit GRC, di sisi lain, mudah hancur dan rapuh. Belum lagi pemasangannya yang sulit karena ketebalan dan berat bahannya. Alhasil, hanya bisa dipasang oleh mereka yang ahli dan ahli dalam memasang plafon semacam ini.

2. Plafon Kayu

Langit-langit Lamber sering dibuat dari bahan yang sama dengan papan kayu. Kayu yang digunakan untuk lambersering ini, sebaliknya, adalah kayu Keruing. Kayu ini hanya dapat ditemukan di pedalaman Sulawesi. Bahan plafon lambersering ini relatif lebih tipis dan lebih rapi jika dibandingkan dengan plafon yang terbuat dari papan kayu keras standar.

Selain berkelanjutan secara ekologis, penggunaan langit-langit lambersering juga dapat menghadirkan suasana yang halus dan kaya. Oleh karena itu, tidak heran jika plafon jenis ini sering digunakan pada hunian yang mewah dan elegan. Selain itu, gaya plafon ini memiliki nilai kreatif yang tinggi, meskipun harganya selangit jika dibandingkan dengan plafon yang terbuat dari papan kayu biasa.

Salah satu bentuk material plafon yang berkualitas adalah gypsum. Karena gypsum tahan panas dan tahan rayap. Selain itu, pemasangannya sederhana. Akibatnya, sejumlah besar individu menggunakan plafon ini.

Namun, ada beberapa kelemahan menggunakan plafon gypsum.

Kekurangan dari plafon ini adalah tidak tahan terhadap benturan dan rembesan air. Saat hujan, plafon miring yang terbuat dari gypsum jenis ini bisa cepat rusak.

Pastikan tidak ada ubin yang retak atau bocor untuk mencegah hal ini. Karena jika genteng bocor, air akan merembes secara alami melalui plafon gypsum.

3. Plafon terbuat dari papan kayu

Gaya ini jarang digunakan untuk langit-langit yang dipasang secara horizontal. Karena plafon papan kayu seringkali berat dan sulit dipasang kecuali dilakukan oleh profesional. Langit-langit miring, di sisi lain, tidak mengikuti bentuk ubin ini. Plafon papan kayu mungkin bisa menjadi pilihan, terutama bagi individu yang menyukai tampilan yang lebih natural.

4. Plafon terbuat dari kayu lapis

Model plafon miring didasarkan pada bentuk ubin kayu lapis akhir.

Langit-langit papan kayu juga dianggap bermanfaat secara ekologis. Akibatnya, sampah tidak mencemari lingkungan. Tidak seperti bentuk plafon lainnya, yang biasanya menyertakan pencampuran bahan kimia selama proses produksi. Akibatnya, jelas limbah tersebut akan sangat berbahaya bagi tubuh manusia.